Download this Blogger Template by Clicking Here!

Ad 468 X 60

Sabtu, 09 November 2013

Widgets

Agus suwage

 
Agus Suwage

Lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 14 April 1959.
Agus Suwage merupakan salah satu seniman kontemporer terkemuka di Indonesia saat ini. Sejak akhir tahun 1980-an ia mulai aktif berkiprah dalam peta seni rupa kontemporer. Karya-karya Agus Suwage dianggap berhasil menghidupkan kembali jenis seni rupa yang nyaris diabaikan selama ini yaitu gambar (drawing). Agus Suwage menghadirkan persoalan ketegangan antara kesadaran individu pada karya-karyanya, seperti pernyataannya yang menyatakan pandangannya bahwa : “Ada bermacam-macam paksaan yang tidak bisa ditolak dan membuat kita tidak punya pilihan. Paksaan itu tidak bisa dibilang jahat, tapi kenyataannya mengikat, menyakitkan, bahkan menakutkan.” Potret-diri (self-portrait) merupakan “trademark” karya seni rupa Agus Suwage yang merupakan hasil pengolahannya yang intens untuk menghadirkan sejumlah persoalan; tubuh, gender, seni rupa, citra fotografi, persoalan sosial-politik, sejarah, eksistensi diri manusia, kritik sosial, hingga kritik diri.
Agus Suwage kini menetap di Yogyakarta bersama istri, seniman Titarubi dan dua orang anaknya.
Pendidikan
1979 – 1986 : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB jurusan Desain Grafis.

Daftar Singkat Pameran Tunggal
2009
· “Still Crazy After All These Years” Jogja National Museum, Yogyakarta, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung.
2008
· “Beauty in the dark”, Avanthay Contemporary Gallery, Zurich, Switzerland
2007
· “I/CON”, Nadi Gallery, Jakarta, Indonesia
2005
· “Pause / Re-Play”, Galeri Soemardja, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
2004
· “Fabulous Fable”, Art Singapore, The Contemporary Asian Art Fair, organized by Nadi Gallery, Suntec City,

SHARE THIS POST   

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: Mohammad
Mohammad is the founder of STC Network which offers Web Services and Online Business Solutions to clients around the globe. Read More →

0 komentar: